“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;...”.
(At-Tahriim: 6)
Akhwatmuslimah.com – Hidayah datangnya adalah
dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bisa jadi, anak mendapat hidayah lebih
dahulu ketimbang orang tua. Interaksi dengan teman-teman di sekolah
maupun di kampus, mengenalkan sang anak kepada Islam, sehingga pemahaman
dan wawasan agamanya bisa jadi di atas orang tua. Jika tak
pandai-pandai mengelola ini, bukan tak mungkin, timbul benturan antara
anak dan orang tua.
Ada ikhwah yang ayah dan ibunya sudah
terkondisikan, tetapi ada pula ikhwah yang orang tuanya masih ammah dan
sama sekali tidak paham tentang agama. Semuanya, tentu harus
dikomunikasikan dengan baik, dengan dialog dari hari ke hari. Seperti
halnya kaderisasi yang harus mengkader untuk mencetak generasi Rabbani,
ada tahapan-tahapan. Ada proses. Perlu waktu.
Posisi kita dalam
keluarga, terkadang juga mempengaruhi da’wah kita. Bila kita anak
sulung, dan memiliki adik-adik, terkadang suara kita lebih di dengar.
Lantas bagaimana bila kita anak bungsu, dan akhwat pula? Harus berda’wah
kepada yang lebih tua? Kakak-kakak? Di tengah lingkungan keluarga?
Jangan pesimis. Kedewasaan tidaklah diukur dari usia, tapi dari cara
berfikirnya dan dari cara dia mengatasi masalah. Bukan begitu?
Berikut ini tips-tips yang bisa dilakukan untuk berda’wah keluarga.
Kondisi setiap orang tua berbeda-beda, maka memang membutuhkan analisa
terlebih dahulu. Namun setidaknya ada point-point dasar yang bisa kita
terapkan bersama.
31 Tips Berda’wah Keluarga
1. Membantu orang tua
Bila tak ada pembantu, jangan malas untuk membantu orang tua. Karena
ini kesempatan yang baik untuk pe-de-ka-te. Bisa dengan membantu mencuci
piring, menyapu, mengepel, menyetrika, memasak, dan lain-lain.
2. Mendengarkan masalah dan beri solusi yang Islami
Sabtu dan Minggu adalah waktu berkumpul keluarga. Banyak hal yang
biasanya didiskusikan. Dan bila orang tua ada masalah, dengarkanlah
masalah mereka dan beri solusi yang Islami.
3. Disiplin saat menonton TV
Menonton TV jangan dianggap remeh. Apa jadinya bila aktivis ternyata
masih suka menonton sinetron cinta, acara gossip dan lagu-lagu
dangdut??? Selain tidak boleh oleh agama, pun akan menjadi penilaian
tersendiri di mata orang tua… “Kok anakku sukanya nonton film cinta
melulu ya (?)”
4. Bangun pagi
Bangun siang akan membawa image yang kurang bagus. Apatah lagi aktivis, shalat subuh dong! ^ _ ^
5. Tersenyum
Selalu berwajah ceria, tidak masam, tentu akan membuat orang yang
melihatnya pun menjadi ikut senang. Aktivis wajahnya tersenyum selalu.
Kalaupun ada kesedihan, cukup simpan dalam hati.
6. Mendoakan di shalat malam
Meski kita berikhtiar siang dan malam, tetapi hidayah tetap hak Allah.
Maka jangan lupa mendoakan mereka di setiap selesai shalat dan di setiap
shalat malam kita.
7. Memberi buku Islam yang sesuai
Kalau
kita lebih suka membaca Risalah Pergerakan, Perangkat-Perangkat
Tarbiyah, tentu orang tua tidak mudeng dengan ini. Maka kita harus
menyediakan buku-buku Islam yang sesuai pemahaman mereka. Misalnya untuk
ibu-ibu, karena sudah ada keluarga, jadi yang dominan dalam pikirannya
adalah tentang keluarga sakinah mawaddah warrahmah. Kita bisa membelikan
buku ini. Atau bila kakak kita ternyata sebentar lagi akan menikah,
kita bisa mengajukan buku pernikahan islami, atau tips memilih menantu,
misalnya.. ehm… ehm…
8. Perpustakaan Islam di rumah
Kamar
kita penuh buku-buku, wawasan kita menjadi luas. Tetapi keluarga kita
tidak. Maka keluarkan buku-buku itu dan pajang juga di perpustakaan
keluarga. Atau bila belum ada perpustakaannya, kita buat sendiri dengan
mencari ruangan yang pas yang bisa dilihat oleh seluruh keluarga.
9. Hiasi rumah dengan nuansa Islami
Simbol-simbol Islam terkadang perlu karena pengkondisian lingkungan
adalah bagian dari da’wah. Kita bisa membeli kaligrafi Islam, atau
ka’bah, dst. Dan meminimalisir adanya patung-patung dan sejenisnya.
Tentu hal ini disampaikan secara bertahap kepada keluarga kita.
10. Memutar tilawah atau nasyid di rumah
Mengenalkan keluarga dengan lagu-lagu yang Islami, sebagai alternatif
hiburan. Ar Ruhul Jadid mungkin terdengar enak di telinga kita, tapi
bagi orang yang belum paham, belum tentu. Sesekali memutarnya tak
mengapa, tapi jangan setiap hari. Coba putar juga kaset-kaset slow yang
disukai oleh orang yang sudah berusia sekian, misalnya nasyid OPICK,
Raihan atau Bimbo.
11. Memancing dengan ceramah subuh
Kebiasaan harus ditanamkan. Mulailah dari diri kita dahulu. Usai shalat
subuh, kita menonton ceramah subuh. Orang tua pun pasti menjadi
mendengar. Setiap hari, biasakan. Maka Anda akan melihat bahwa orang tua
akan menyetel TV sendiri, demi menonton ceramah subuh. Dari ceramah
subuh yang rutin tersebut, otomatis tak ubahnya seperti pengajian.
12. Sabar
Sabar dalam berda’wah. Jangan ada kenal henti.
13. Memberi teladan
Makan dengan sederhana, tidak suka ikut ghibah bila orang tua kita berghibah, pakaian sederhana saja dan rapikan kamar tidur.
14 Ajak orang tua shalat berjamaah
Shalat berjamaah akan memberi efek yang luar biasa bagi hati. Dalam
shalat ini, orang tua menjadi imam, sehingga hubungan orang tua dan anak
akan kian erat karena Allah.
15. Menceritakan kegiatan di kampus
Bila kita ikut SKI, cobalah tunjukkan foto-foto, reportase kampus, dan
VCD kegiatan kampus. Dengan ini, orang tua tak khawatir bila tekadang
kita sering di luar rumah.
16. Membawa teman-teman bersilaturahim ke rumah
Sesekali, ajak teman-teman ke rumah untuk bersilaturahim dengan
keluarga kita. Orang tua akan lebih tenang hatinya bila mengetahui bahwa
anaknya bergaul dengan teman-teman yang baik akhlaknya.
17. Menjadi sumber ilmu
Wawasan kita juga harus luas. Misalnya ketika tengah ada masalah
keluarga, tentang warisan misalnya. Nah, kita bisa memberikan solusi
tentang hukum waris dalam Islam. Pun hukum-hukum lainnya, seperti
pernikahan, zakat, dan lain-lain
18. Persiapan menikah
Menikah bagi ikhwah tentu ada adab-adabnya. Maka jauh-jauh hari kita
harus rajin mensosialisasikan pernikahan Islami ini agar orang tua tidak
kaget. Bisa dengan cara menceritakan walimah Islami yang kita kunjungi
atau bahkan mengajak mereka ke walimahan yang Islami. Pun kenalkan apa
itu gelar ikhwan, gelar akhwat.
19. Memperbanyak tilawah di rumah
Rumah yang banyak dibaca tilawah di dalamnya, niscaya akan membawa ketenangan dan keberkahan di dalam rumah.
20. “Ramai sedikit tak mengapa”
Apa maksudnya? Iya, misalnya ada isu-isu tentang terorisme, perjuangan
Palestina, dan lain-lain. Kita jadikan tema ini menjadi bahan
pembicaraan dan jelaskan dari sudut pandang Islam. Karena terkadang tak
jarang, keluarga kita juga termakan ghazwul fikri ini.
21. Membeli majalah Islam
Media yang ada di rumah, bisa kita “meriahkan” dengan majala-majalah
Islam. Ada majalah UMMI, SAKSI, SABILI, TARBAWI, ANNIDA, MODAL, dll.
22. Kenalkan dengan yang sebaya
Orang tua juga membutuhkan komunitas yang sebaya denagannya. Tidak beda
jauh dengan kita saat di kampus, yang terkadang lebih nyaman bila
ber-curhat dengan teman sebaya. Maka kita cari tetangga ataupun keluarga
yang paham Islam dan kenalkan dengan orang tua. Kita joint dengan
mereka dalam da’wah. Kakak dan adik kita pun demikian, kenalkan mereka
dengan ikhwah di lingkungan mereka. Titip menitip tarbiyah antar kader,
sudah menjadi hal yang lumrah.
23. Lemah Lembut
Berda’wah harus dengan lemah lembut. Karena bisa jadi hidayah itu tidak langsung turun, tetapi membutuhkan proses.
24. Mandiri, dewasa, dan tidak bermasalah.
Kedewasaan bukanlah diukur dari usia. Karena sampai kapanpun kita masih
boleh bermanja-manja dengan orang tua. Yang terpenting, jangan sampai
kita menjadi anak yang bermasalah.
25. Musholla di rumah
Bila di rumah belum ada musholla, padahal ada ruang yang kosong, maka kita ajukan proposal untuk membangun musholla di rumah.
26. Mengajak ikut Al Qur’an seluler
Orang tua sibuk bekerja? Kakak sibuk kuliah? Ajaklah untuk bergabung
dengan Al Qur’an seluler sehingga da’wah itu dapat tersampaikan dimana
saja dan kapan saja.
27. Kirim artikel Islam via email
Selain itu, ada pula email-email Islam yang bisa kita kirimkan kepada orang tua, adik, dan kakak kita.
28. Perangkat elektronik yang Islami
Komputer dan HP, bisa kita siasati dengan memasukkan fiture Islam, nasyid, properties Islam, dll.
29. Minta pendapatnya
Meminta pendapat orang tua adalah wujud hormat kita. Karena dengan demikian, orang tua akan merasa dihargai kedudukannya.
30. Cari pasangan yang bisa berda’wah pula
Selama ini kita berda’wah sendiri. Nah, bila akan dan sudah menikah,
carilah pasangan yang sekiranya dapat diajak berda’wah pula dengan
keluarga kita. Maka dawah bisa menjadi kuat, dua kali lipat!
31. Mampu mencari nafkah
Untuk ikhwan, setelah lulus SMU, ada baiknya berpenghasilan meskipun
sedikit. Untuk akhwat, bila belum berpenghasilan, jangan banyak meminta
ini itu kepada orang tua. Meski orang tua kita mampu, bukankah
kesederhanaan juga bagian dari perintah agama?
Jika semua tips
di atas sudah kita lakukan, maka bersabarlah karena hidayah itu
datangnya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dan ingat, Dia menilai proses,
bukan hasil. Selamat berjuang ikhwah fillah. []

Tidak ada komentar:
Posting Komentar