Hatten Wines adalah minuman anggur yang berasal dari ladang tanaman anggur di kawasan tepi pantai daerah Singaraja, Bali dengan merk dagang TWOislands.
Selama ini yang kita kenal, minuman anggur atau lebih populer disebut wine buatan luar negeri. Eropa sebagai penghasil utama kemudian Amerika, Australia, dan masih banyak tempat lain. Nilai dari suatu wine memang berbeda-beda tapi untuk rasa masing-masing memiliki cita rasa yang khas dan bicara soal enak atau tidaknya itu tergantung dari lidah masing-masing penikmat.
Di Indonesia, rupanya telah ada yang memproduksi wine dengan buah anggur asli dari tanah air. Yaitu Hatten Wines, yang berlokasi di Sanur, Bali dan telah memproduksi anggur fermentasi sejak 1994. Si pemilik, Dia orang Bali asli, yakni Ida Bagus Rai Budiarsa, pemiliknya, telah lama bergelut di bisnis alkohol yaitu dalam produk arak (coconut gin) dan brem (coconut wine). Meski tergolong produsen baru, namun ternyata Hatten Wines telah memperoleh penghargaan dunia dalam International Wine & Spirits Competitions 2003. Iklim tropis Bali rupanya telah menciptakan karakter wine yang unik yang tak didapati daerah-daerah lain di penjuru dunia. Salah satu varietas anggur yang berkembang di Bali yaitu Alphonse-Lavallée, yang tumbuh di Bali bagian Utara, yaitu daerah Buleleng, Singaraja. Daerah ini memang beriklim lebih panas dibanding daerah-daerah lain di Bali, hingga buah anggur tumbuh dengan baik di sana.
Wine adalah unsur intelektual dari makanan, sedangkan daging adalah unsur materilnya, demikian ujar sastrawan Alexandre Dumas (1802-1870). Maka bagi para ahli kuliner, penting untuk memadukan dengan serasi suatu makanan dengan wine yang mendampinginya. Berikut ini adalah beberapa jenis wine yang diproduksi Hatten Wines beserta deskripsi singkat karakternya hingga dapat dipadu padankan dengan makanan sehari-hari. Pertama, Alexandria, yaitu wine putih yang memenangkan kompetisi internasional di atas. Wine ini berasal dari varietas Muscat asal Belgia yang ditanam sendiri di kebun anggur Hatten. Rasanya berimbang antara manis dan asam, dengan aroma harum bunga, hingga meninggalkan kesan segar bagi pencicipnya.
Ada pula AGA Red, yaitu wine merah yang dihasilkan dari buah anggur lokal Alphonse-Lavallée. Dengan body yang tipis, AGA Red cocok disandingkan dengan makanan khas Bali yang sedikit pedas.
Sedang AGA White memberi rasa lemon citrus hingga berkesan kering. Karakter lemon ini diperkuat dengan penyimpanan kurang lebih enam bulan dalam suhu dingin setelah difermentasi. Minuman ini cocok dengan seafood seperti ikan bakar.
Wine dengan warna tengah antara merah dan putih, yaitu Hatten Rose. Warna merah muda diperoleh dengan memasukkan kulit anggur merah dalam proses fermentasi, namun hanya sebentar. Waktunya lebih pendek dibanding dengan proses maceration untuk menghasilkan wine merah. Aroma dan keasaman anggur jenis ini sedang.
Dari zat yang dikandungnya, wine dapat menjadi Sparkling Wine (banyak mengandung gelembung karbondioksida, yang terkenal adalah Champagne dari Prancis), Sweet Wine (banyak mengandung gula sisa hasil fermentasi hingga rasanya menjadi manis), dan Fortified Wine (mengandung alkohol kadar tinggi yaitu 15% sampai 20,5%, yang dihasilkan dengan menambahkan spirit pada proses pembuatannya).
Selain berfungsi sebagai pendamping makanan, wine juga bermanfaat untuk kesehatan. Zat resveratrol dalam wine merah dapat mengurangi risiko penyakit kanker serta jantung jika diminum rutin 1-2 gelas per hari. Asalkan jangan sampai berlebihan karena justru akan jadi bumerang bagi tubuh. Jadi, jika mampir ke Bali, jangan lupa menggondol sebotol wine untuk oleh-oleh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar